Senin, 02 Juli 2012

Catatan yang terserak #1: Malam Pertama

-Sungguh bersyukur, ya Rabb... sampai detik ini aku masih bernafas, merasakan kehadiranMu dan kehadiran sahabat2 yang begitu baik -

Malam pertama di lokasi KKN yang begitu menerkam. Angin kencang terus-terusan menyambangi pohon-pohon di sekitar rumah yang kami tinggali, menimbulkan suara mengerikan. Seperti angin ribut yang ingin memporak-porandakan desa. Kadang sahut-sahutan anjing yang menggogong juga terdengar. Oh.... seraaam!
Tapi, di kamar kotak (ruangan yang sekedar dibatasi dengan triplek: aku bisa mendengar obrolan kamar samping, dan begitu juga sebaliknya. Hm... Intinya, di kamar kotak ini tidak ada kerahasiaan yang tidak terjaga! Xixixi) yang berukuran kurang lebih 5x4 meter ini, aku tidak lagi merasakan semua kengerian malam di negeri baru ini, pucuk Jogja: Kuwon tengah, Pacarejo, Semanu, Gunung Kidul. Selimut tebal berwarna biru dan 5 orang sahabat yang menemani, telah menghangatkanku.  Mengubah dingin menjadi energi yang luar biasa bagiku. Sambil menanti hari esok, hari ke dua untuk melewati malam kedua.
Seharian di hari pertama sebenarnya tidak sibuk-sibuk sekali, hanya saja melelahkan karena banyak perjalanan dan aktivitas dalam rumah, menata ini dan itu. Sampai di kediaman pak Tanu (bapak kami di Pacarejo) sebelum dhuhur, dan tiba waktu dhuhur teman-teman shalat berjama’ah. Yah.. saat itu, lagi-lagi tidak bisa ikut serta L. Tidak mengapa, sudah siklusnya. Rasanya bahagia sekali melihat pemandangan langka seperti kemarin. Hm.. berharap aku bisa menyaksikan dan ikut serta di hari-hari kemudian.

(gambar tidak bisa ditampilkan)
*Mas Danang (kapten Dream Team) jadi imam shalat Dhuhur di hari pertama KKN

(gambar tidak bisa ditampilkan)
*Sujud bersyukur...penuh khusyuk...
Pagi tadi dingin luar biasa, yang menyenangkan adalah angin garang tak lagi datang. Ba’da shubuh langsung aku putuskan mandi, biar pagi-pagi nanti tidak “rempong” mengantri seperti deretan nama berikut: Zheni-Heni-Zahra-Malin-Yuyun. Bisa dibayangkan kalau berada di deretan terakhir?! Aku kehabisan air, dan tidak jadi mandi (tidaaaak!). Sepertinya akan menjadi  rutinitasku dan teman-teman di pagi hari, selain kegiatan ngantri mandi : bersih-bersih, menyetrika baju, dan mencuci baju. Mencuci kali ini menjadi pemandangan yang lucu, mencuci di halaman depan rumah, bersama-sama, di pinggir jalan, kadang jadi tontonan orag lewat gitu yah...
“Kae ki mbak-mbak lagi podho ngopo....?!”
“Nyuci gombalan,mas..!”

*just my imagination. Hehe. Sebenarnya tidak seperti itu kok yang terjadi.  Meski mungkin pada awalnya ada rasa canggung dan malu saat harus mencuci di tempat itu, tapi itu hal yang asyik sekali. Bayangkan saja, kapan lagi ada kesempatan nyuci bareng sahabat di pucuk gunung seperti ini. Hehe.

(gambar tidak bisa ditampilkan)
*Malin... Yuyun... Heni... Bajuku belum kalian cuci! (haha)


(gambar tidak bisa ditampilkan)
*Koordinasi dengan pemuda dan takmir masjid (maaf hanya punggungnya, ini yang ngambil mbak Heni, secara diam2 dan malu2, atas persetujuanku.

Baik... ada banyak agenda yang musti aku dan teman-teman ikut mulai ba’da dhuhur samapi nanti malam: kerja bakti mushola dan pengajian Rasulan. –keep smangat-