-Sungguh
bersyukur, ya Rabb... sampai detik ini aku masih bernafas, merasakan
kehadiranMu dan kehadiran sahabat2 yang begitu baik -
Malam pertama di lokasi KKN yang begitu
menerkam. Angin kencang terus-terusan menyambangi pohon-pohon di sekitar rumah
yang kami tinggali, menimbulkan suara mengerikan. Seperti angin ribut yang
ingin memporak-porandakan desa. Kadang sahut-sahutan anjing yang menggogong
juga terdengar. Oh.... seraaam!
Tapi, di kamar kotak (ruangan yang sekedar
dibatasi dengan triplek: aku bisa mendengar obrolan kamar samping, dan begitu
juga sebaliknya. Hm... Intinya, di kamar kotak ini tidak ada kerahasiaan yang
tidak terjaga! Xixixi) yang berukuran kurang lebih 5x4 meter ini, aku tidak
lagi merasakan semua kengerian malam di negeri baru ini, pucuk Jogja: Kuwon
tengah, Pacarejo, Semanu, Gunung Kidul. Selimut tebal berwarna biru dan 5 orang
sahabat yang menemani, telah menghangatkanku. Mengubah dingin menjadi
energi yang luar biasa bagiku. Sambil menanti hari esok, hari ke dua untuk
melewati malam kedua.
Seharian di hari pertama sebenarnya tidak
sibuk-sibuk sekali, hanya saja melelahkan karena banyak perjalanan dan
aktivitas dalam rumah, menata ini dan itu. Sampai di kediaman pak Tanu (bapak
kami di Pacarejo) sebelum dhuhur, dan tiba waktu dhuhur teman-teman shalat
berjama’ah. Yah.. saat itu, lagi-lagi tidak bisa ikut serta L. Tidak mengapa,
sudah siklusnya. Rasanya bahagia sekali melihat pemandangan langka seperti
kemarin. Hm.. berharap aku bisa menyaksikan dan ikut serta di hari-hari
kemudian.
(gambar tidak bisa ditampilkan)
*Mas
Danang (kapten Dream Team) jadi imam shalat Dhuhur di hari pertama KKN
(gambar tidak bisa ditampilkan)
*Sujud
bersyukur...penuh khusyuk...
Pagi
tadi dingin luar biasa, yang menyenangkan adalah angin garang tak lagi datang.
Ba’da shubuh langsung aku putuskan mandi, biar pagi-pagi nanti tidak “rempong”
mengantri seperti deretan nama berikut: Zheni-Heni-Zahra-Malin-Yuyun. Bisa
dibayangkan kalau berada di deretan terakhir?! Aku kehabisan air, dan tidak
jadi mandi (tidaaaak!). Sepertinya akan menjadi rutinitasku dan
teman-teman di pagi hari, selain kegiatan ngantri mandi : bersih-bersih,
menyetrika baju, dan mencuci baju. Mencuci kali ini menjadi pemandangan yang
lucu, mencuci di halaman depan rumah, bersama-sama, di pinggir jalan, kadang
jadi tontonan orag lewat gitu yah...
“Kae ki mbak-mbak lagi podho ngopo....?!”
“Nyuci gombalan,mas..!”
*just my imagination. Hehe. Sebenarnya
tidak seperti itu kok yang terjadi. Meski mungkin pada awalnya ada rasa
canggung dan malu saat harus mencuci di tempat itu, tapi itu hal yang asyik
sekali. Bayangkan saja, kapan lagi ada kesempatan nyuci bareng sahabat di pucuk
gunung seperti ini. Hehe.
(gambar tidak bisa ditampilkan)
*Malin...
Yuyun... Heni... Bajuku belum kalian cuci! (haha)
(gambar tidak bisa ditampilkan)
*Koordinasi
dengan pemuda dan takmir masjid (maaf hanya punggungnya, ini yang ngambil mbak
Heni, secara diam2 dan malu2, atas persetujuanku.
Baik... ada banyak agenda yang musti aku dan
teman-teman ikut mulai ba’da dhuhur samapi nanti malam: kerja bakti mushola dan
pengajian Rasulan. –keep smangat-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar