Ijinkan aku menulis berbanyak kata.
Karena aku benar-benar merasa kata-kata yang semestinya tersusun menjadi
kalimat yang berbaris-baris dicuri oleh orang. Dengan seenaknya orang itu
menuliskannya di layar notebook. Dengan sesukanya memijit-mijit keyboard baik
pagi atau siang, bahkan malam ia habiskan hingga benar-benar larut. Tidak
memedulikan kedua matanya yang mulai memerah, tulang punggungnya yang mulai
menggeliat menahan pegal, dan pundaknya yang mulai berat memikul lelah.
Sunyi di malam yang tidak lagi
berpenghuni pun sama sekali tidak menghentikan ujung jarinya tetap menyentuh
permukaan keyboard. Kesunyian justru membuatnya makin mesra dengan kata-kata.
Ia menatanya dengan begitu rapi dan cantik. Sama sekali sedikit pun ia tidak
mau melewatkan malam romantis bersama ide-ide yang menyarang di otaknya.
Sungguh ia begitu lembut mempersilahkan satu demi satu huruf menyusun diri
menjadi sebuah kata, lalu mewujud berbaris kalimat dan kisah cerita.
Aku benar-benar marah melihat apa
yang ia lakukan. Sesukanya menyajikan kata-kata, dan semua orang begitu
menikmatinya. Itu kah malam romantis? Yang selalu ada cipta kisah yang indah?
Aku benar-benar cemburu menyaksikan
ia dan tulisan-tulisannya. Seringkali mengadu domba perasaan dan membuatku
makin berkecamuk. Ia benar-benar mencurinya dariku. Semestinya aku yang
mengajak kata-kata menari indah di layar monitor. Aku yang mempertunjukkan
kepada semua orang bahwa betapa indahnya dirimu: kata-kata yang merenda kisah
cerita.
Bumi Jogja, 24 Oktober 2013
@lorongkata 00:20 wib
@lorongkata 00:20 wib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar